didieu telusur dak.....!

Rabu, 27 Oktober 2010

CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF


CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1.1. Ciri Gramatikal
Kalimat efektif harus mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa.
Contoh-contoh:


Tidak Gramatikal
(1) Meskipun orang asing, dia pandai bicara bahasa Indonesia.
(2) Masalah itu belum semuanya disadari oleh kita.
(3) Hari ini dia mau pergi Surabaya.
(4) Saya tidak guru tetapi dokter.
(5) Apa yang saudara sudah jelaskan saya dapat pahami.
Gramatikal
(1) Meskipun orang asing, dia pandai berbicara bahasa Indonesia.
(2) Masalah itu belum semuanya kita sadari.
(3) Hari ini dia mau pergi ke Surabaya.
(4) Saya bukan guru, melainkan dokter.
(5) Apa yang sudah saudara jelaskan dapat saya pahami.


Catatan:
Kalimat-kalimat yang sudah mengikuti kaidah-kaidah bahasa mungkin belum efektif.
1.2. Pilihan Kata
Untuk menyusun kalimat efektif harus dipilih kata-kata yang tepat, saksama, dan lazim.
Contoh:
(6) a. Lambang-lambang matematika (dibikin, dibuat) secara artifisial dan individual. (hal.1)
b. dalam hal ini dapat (dibilang, dikatakan) bahwa matematika adalah bahasa yang menghilangkansifat emosional dari bahasa verbal.
Didik sudah (dikasih, diberi) pisang goreng (sama, oleh) ibu.
(7) Saya suka{menonton, melihat, memandang, mengawasi} wayang kulit.
(8) Hari {raya, agung, besar} idul fitri tahun 1986 jatuh pada tanggal 9 Juni.
(9) Semua {pegawai, karyawan} wajib bekerja dengan jujur, tertib, dan bersemangat.
(10) Memang, {prestise, harga diri, martabat} seseorang ditentukan oleh tingkah laku dan sopan santunnya. (hal.2)
1.2.1 Pemakaian Kata Tutur
Kata tutur ialah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapan. Seperti: bilang, bikin, dikasih tahu, mukanya, nantinya, sendirian, bicara, jumpa, beli, baca, dsb. dalam karya ilmiah pemakaian kata-kata tutur hendaknya dihindarkan.
1.2.2 Pemakaian Kata-kata Bersinonim
Kata-kata ang bersinonim ada yang saling menggantikan, ada yang tidak. Ada pula kata-kata bersinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan. Misalnya kata menonton lebih tepat daripada melihat sebab wayang kulit merupakan tontonan.(hal.3)
1.2.3 Pemakaian Kata-kata yang Bernilai Rasa
1.2.4 Pemakaian kata-kata/ Istilah-sitilah Asing(hal.4)
1.2.5 Pemakaian Kata-ata Kongkret dan Abstrak
Kata-kata kongkret ialah kata-kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, diraba, atau dibau; sedangkan abstrak ialah kata-kata yang menunjuk kata sifat , konsep atau gagasan.
Kata-kata kongkret dapat lebih efektif jika dipakai dalam karangan narasi atau deskripsi sebab dapat merangsang pancaindera. Kata-kata abstrak sering dipakai untuk mengungapkan gagasan atau ide yang rumit.
1.2.6 Pemakaian Kata-kata Umum dan Khusus
Kata-kata umum ialah kata-kata yang luas ruang lingkupnya, sedangkan kata-kata khusus ialah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya.(hal.5)
Misalnya kata melihat yang memiliki kata khusus seperti memandang, menonton, menengok, menatap, menentang, menoleh, meninjau, menyaksikan. (hal.6)
1.2.7 Pemakaian Idiom
Karangan yang cermat dalam diksinya sebaiknya bersifat idiomatik (hal.6). Misalnya bergantung kepada/pada, lain halnya dengan tergantung dari, tergantung daripada, bergantung dari, dsb.
1.2.8 Pemakaian Kata yang Lugas
Kata-kata yang lugas yaitu kata-kata yang bersahaja, apa adanya, tidak berupa frase yang panjang. Bandingkan contoh berikut!
a. Sepanjang pengetahuan saya Struktur Bahasa Tengger belum pernah diadakan penelitian.
a1. Setahu saya Struktur Bahasa Tengger belum pernah diteliti.
1.3. Penalaran
Penguasaan kaidah-kaidah bahasa dan diksi yang tepat belum menentukan(hal. 7) bahwa kalimat itu belum efektif. Kefektifan kalimat didukung pula oleh jalan pikiran yang logis. Kalimat logis (kalimat yang masuk akal) dapat dipahami dengan mudah, cepat, dan tepat serta tidak menimbulkan salah paham.


Tidak logis
Saya belum jelas.
Pemenang terbaik II mendapat hadiah Rp 500.000,00
Logis
Saya belum mengerti. Keterangan itu belum jelas bagi saya.
Pemenang II (juara II) mendapat hadiah Rp 500.000,00